Wednesday, May 14, 2014

Papandayan Jilid II, pendakian pertama sama istri, dan badai...


Cibinong, 3 Januari 2014
Setelah dua minggu sebelumnya gagal untuk berangkat ke Papandayan karena balik dari kantor sudah terlalu malam dan hujan deras, saya memutuskan untuk berangkat ke Papandayan. Perjalanan kali ini istimewa karena untuk pertama kalinya jalan bareng istri untuk pendakian haha...

Terminal Kp. Rambutan jam 9 malam. Dapat bis tujuan Tasikmalaya tapi mampir berhenti di Garut.

Garut, 4 Januari 2014
Turun di terminal Guntur jam 2 dinihari. Cari teh anget dulu karena dingin banget. Habis itu ke masjid deket terminal. Sudah ada banyak pendaki disana. Tiduran dulu sampai subuh.

Setelah pagi, lanjut naik angkot ke pintu masuk gunung Papandayan. Sampai disana lapor dulu. Dan langsung naik mumpung cuaca bagus. Perjalanan keatas cukup menyenangkan. Cuaca cerah. Bau belerang tidak terlalu menyengat.

sebelum naik

Sampai di Lawang Angin sekitar jam 11an dan menuju Gober Hut. Ternyata disini ada pos. Jadi kita wajib lapor lagi. Perjalanan lanjut lagi menuju Pondok Saladah. Cuaca masih bagus. Nampaknya akan menjadi pendakian yang menyenangkan. Tidak ada tanda - tanda cuaca akan memburuk.

lawang angin


Sampai di Pondok Saladah sekitar jam setengah 12. Buka tenda, dan mulai terasa ada air yang jatuh dari langit. Buru - buru menyelesaikan tenda. Tapi belum sempat flysheet dipatok dengan sempurna, hujan deras keburu turun. Mau nggak mau harus berteduh. Dan hujannya ternyata lama, sampai sore hahaha...

Sore hari habis hujan reda, kita jalan jalan di pondok selada. Udaranya segar sekali. Seperti di surga. Hahaha...

jalan jalan di pondok selada

yang dicari cari

ini juga

pondok selada


Malam hari, hujan kembali turun. Lama - lama semakin deras. Dan akhirnya sepanjang malam, hujan deras dengan angin ribut menghajar tenda kami. Sempat panik kalau tenda ini nggak kuat menahan angin. Flysheet tambahan yang saya pasang sudah gobat gabit hahaha... Kalau angin mau datang, suaranya sudah kedengeran. Dan tenda di ujung sudah kedengeran lagi dihajar angin. Saat saat itulah saat yang mendebarkan. Karena kita tahu bahwa nggak lama lagi angin akan menerpa tenda kita. Saat angin beneran menerpa tenda, tenda pun miring semiring miringnya hahaha... Jadi nggak bisa tidur semalaman.



mini trangia, sejenis rok mini, kena angin gobat gabit...

lawang angin, damn i love indonesia!!

Akhirnya pagi pun datang dengan harapan cuaca akan membaik. Tapi harapan langsung sirna saat membuka tenda. Kabut tebal. Gerimis. Yasudah, kita masak sesingkat mungkin. Makan. Dan cabutttttt.... sebelum hujan turun dengan derasnya.



2 comments:

  1. wahhh turu ng tendo brg bojo kie piye rasane yoo,,hehe

    ReplyDelete
  2. nek turu yo ra ono rasane, nek melek lagi, hehe..

    ReplyDelete