Gunung Rinjani |
Mendaki gunung Rinjani mungkin menjadi impian bagi semua pendaki gunung Indonesia. Pesona gunung Rinjani yang sungguh indah yang saya baca di berbagai laman internet membuat saya memutuskan untuk pergi kesana, tanpa persiapan matang, hanya berbekal niat saja. Pekerjaan kantor yang menumpuk juga tak membuat niat saya surut. Pokoknya harus ke Rinjani, entah virus apa yang menyerang pikiran saya. Cari - cari teman untuk mendaki, sulit juga. Yasudah seadanya saja, dan asal aja nanti kalo naik kenalan dengan pendaki lain. Akhirnya tiket pesawat dipesan. 1 hari menjelang keberangkatan, saya masih di Manado untuk suatu kerjaan kantor. Benar - benar nekat. Karena saya sedang tugas di daerah, latihan fisik pun tidak pernah (haha.. alesan lagi tugas untuk menjustifikasi kesalahan saya sendiri yang tidak berlatih fisik dahulu). Tiket sudah, ijin dari kantor sudah, rencana perjalanan sudah, dan ciaaooooo... Pesawat ke Lombok langsung tancap pak Pilot!!
Sampai Lombok jam 18.00. Langsung dijemput oleh mobil carteran ke Sembalun, pos pendakian Rinjani. Gilee.. ini bukan perjalanan murah. Nggak kayak kisah pendakian lain yang heroik, ngeteng dari Jakarta sampai Lombok. Kita cari yang enak ajalah, tapi kantong jadi bolong.. Sampai Rinjani jam 22.00. Kita daftar ke mas - mas yang jaga sekaligus pesan porter untuk besok pagi (benar - benar bukan perjalanan heroik hahaha...). karena sudah malam kita langsung tidur aja di teras depan kantor pendakian, gelar matras dan groookkk....