Bekerja di sebuah instansi pemerintah
yang bergerak di bidang survei pemetaan ternyata belum memenuhi hasrat
menjelajah alam bebas saya. Karena saat turun ke lapangan, yang dicari bukan
pemandangan memukau dari tempat – tempat eksotis di bumi Indonesia. Yang dicari
tentu saja: data spasial dari permukaan bumi. Saat suntuk di kantor, kakak
perempuan saya memberi kabar bahwa dia dan teman – teman kantornya akan
mengadakan pendakian masal ke Gunung Gede, 30 April – 1 Mei 2011. Tawaran yang
menarik. Dia dan teman – temannya yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) memiliki suatu wadah bagi hobi petualangan mereka, dinamakan Korsapala
(Korps Pemeriksa Pecinta Alam). Haha.. instansi saya yang selalu bekerja di
lapangan malah tidak punya yang beginian, sepertinya sih sudah pada bosan ke
lapangan, memilih main ke mall.
Tawaran tersebut langsung saya
terima. Karena ini pendakian pertama saya, saya perlu mempersiapkan segalanya.
Peralatan dan fisik. Saya rajin naik sepeda ke kantor. Kemudian saya juga
sesekali olahraga ringan skipping selama 30 menit dirumah. Peralatan pribadi
yang diperlukan seperti tas carrier, sleeping bag, jaket tebal, matras saya
siapkan. Tas dan sleeping bag saya sewa dari sebuah tempat persewaan alat
outdoor. Hasilnya ternyata sangat mengecewakan. Tas yang katanya 60 Liter,
ternyata hanya tas ransel butut, yang saya yakin sangat tidak nyaman dipakai.
Tidak ada penyangga punggung. Yang paling parah sleeping bag-nya, waktu saya iseng
mencobanya dulu di rumah, badan saya gatal – gatal semua. Jadi saya jemur dulu.
Ah, ya sudahlah yang penting ada barangnya. Jaket saya beli di Cartenz.
Waterproof dan ada dua set, dalam dan luar. Harganya cukup mahal, 499 ribu.
Tapi bagus sih jadi saya beli juga.