Monday, February 27, 2012

Bali seri ke-2

Semburat merah langit di kala senja

Edisi kali ini mungkin bukan sepenuhnya petualangan karena spot menarik yang akan dikunjungi adalah tempat wisata umum yang tidak terlalu perlu perjuangan untuk mencapainya. Namun, pemandangan yang didapat tetap saja sangat menarik. Mana lagi kalo bukan di Bali, surganya Indonesia.

Ini adalah kunjungan saya yang ke-2 di Bali. Makanya saya beri judul Bali seri ke-2 (walaupunsebenarnya seri pertamanya mungkin tidak akan pernah saya buat tulisannya, haha..). Saya menghabiskan waktu 3 hari 3 malam di Bali, mulai dari Jumat malam tanggal 17 Februari 2012 sampai Senin sore tanggal 20 Februari 2012. Saya sudah menyusun rencana untuk bisa memaksimalkan semaksimal mungkin waktu yang ada. Namun, kondisi cuaca di Bali yang sering hujan jadi penghambat utama, terutama waktu pengin dapat foto matahari terbit.

Saturday, February 11, 2012

Bromo, pemandangan dahsyat mengguncang iman !!

pemandangan dahsyat mengguncang iman

Bromo. Gunung di Jawa Timur, yang seumur – umur belum pernah saya kunjungi. Padahal orang – orang bilang pemandangan di Bromo sangatlah bagus. Namun tidak tahu kenapa, saya tidak tertarik untuk kesana. Kalau lihat foto – fotonya memang bagus. Tapi ya dasar memang tidak ada chemistry untuk kesana, ya sudah saya tidak ada keingininan sedikitpun untuk kesana. Sampai saya kesana sendiri, akhir tahun 2011 kemarin. Dan setelah saya melihat sendiri pemandangan di Bromo, rasanya ingin balik lagi kesana. Bawa kamera dan macem – macemnya untuk merekam keindahannya yang begitu memikat.

Saya mendapat tugas dari bos untuk melakukan pekerjaan uji akurasi peta. Tadinya saya ditugaskan ke Papua. Waktu ditanya mau tidak, langsung saya jawab mau. Haha.. Padahal malas juga ke Papua. Akhirnya jadwal disusun. Tim ke Papua ada 5 orang, gabungan dengan dosen dari ITB juga. Namun saat – saat terakhir, saya dipindah. Tidak ke Papua namun ke Malang. Karena satu orang yang tadinya di Malang tidak jadi berangkat. Yasudah saya pindah ke Malang. Tim Malang lebih banyak. Ada 10 orang. Gabungan dengan ITB juga. Setelah di kantor briefing ini itu, koordinasi dengan unit kerja lain, tim kami siap berangkat untuk survei.


Thursday, February 2, 2012

Perjuangan Pendaki Amatir Menuju Puncak Gunung Gede


Bekerja di sebuah instansi pemerintah yang bergerak di bidang survei pemetaan ternyata belum memenuhi hasrat menjelajah alam bebas saya. Karena saat turun ke lapangan, yang dicari bukan pemandangan memukau dari tempat – tempat eksotis di bumi Indonesia. Yang dicari tentu saja: data spasial dari permukaan bumi. Saat suntuk di kantor, kakak perempuan saya memberi kabar bahwa dia dan teman – teman kantornya akan mengadakan pendakian masal ke Gunung Gede, 30 April – 1 Mei 2011. Tawaran yang menarik. Dia dan teman – temannya yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memiliki suatu wadah bagi hobi petualangan mereka, dinamakan Korsapala (Korps Pemeriksa Pecinta Alam). Haha.. instansi saya yang selalu bekerja di lapangan malah tidak punya yang beginian, sepertinya sih sudah pada bosan ke lapangan, memilih main ke mall.

Tawaran tersebut langsung saya terima. Karena ini pendakian pertama saya, saya perlu mempersiapkan segalanya. Peralatan dan fisik. Saya rajin naik sepeda ke kantor. Kemudian saya juga sesekali olahraga ringan skipping selama 30 menit dirumah. Peralatan pribadi yang diperlukan seperti tas carrier, sleeping bag, jaket tebal, matras saya siapkan. Tas dan sleeping bag saya sewa dari sebuah tempat persewaan alat outdoor. Hasilnya ternyata sangat mengecewakan. Tas yang katanya 60 Liter, ternyata hanya tas ransel butut, yang saya yakin sangat tidak nyaman dipakai. Tidak ada penyangga punggung. Yang paling parah sleeping bag-nya, waktu saya iseng mencobanya dulu di rumah, badan saya gatal – gatal semua. Jadi saya jemur dulu. Ah, ya sudahlah yang penting ada barangnya. Jaket saya beli di Cartenz. Waterproof dan ada dua set, dalam dan luar. Harganya cukup mahal, 499 ribu. Tapi bagus sih jadi saya beli juga.